Bersama Nais

Little Woman
3 min readOct 1, 2019

Sering kali Gwen membaca ulang buku kanak-kanak yang dimilikinya atau menonton film kartun kesukaannya di masa kecil. Menurutnya itu salah satu terapi alternatif, yang bisa ia lakukan untuk menjaganya tetap waras di dunia orang dewasa yang begitu rumit.

Misal, jika orang dewasa mengantuk bukannya bergegas tidur namun ia memilih meminum kopi. Orang dewasa juga kerap kali enggan mengekspresikan rasa senangnya atau saling memberi pujian antar satu sama lain. Mungkin karena semuanya sudah menjadi hal yang biasa.

Siang itu, Gwen luar biasa bosan. Rutinitas yang selama ini dia lakukan mulai terasa menjenuhkan. Bahkan kali ini ia bosan dengan menggambar! Sekali lagi ia memutuskan untuk ke rumah Mike. Sebab iya yakin, Mike memiliki ide-ide gila mengasyikkan yang tentu saja bisa direalisasikan.

Namun sudah tiga kali Gwen berteriak memanggil kawannya itu, Mike tetap tidak muncul. Ia lalu berubah pikiran, dan berbalik arah ke taman belakang rumahnya dan memanggil kelincinya, Nais.

Gwen percaya, Nais memiliki kecerdasan intrapersonal yang tidak dimiliki oleh banyak kelinci. Ia dapat memahami dirinya dengan baik. Maka tidak jarang, Gwen mendapati Nais sedang merefleksi dirinya di sudut halaman pada pagi hari. Begitu pun menjelang petang, ia melakukan renungan untuk di malam hari apa-apa saja yang telah ia lakukan di hari itu. Nais dengan mudah menyerap apa yang Gwen ajarkan selama tiga minggu terakhir. Tentu sukar bagi Gwen untuk membimbingnya, namun melihat hasilnya Gwen sangat bangga pada kelincinya itu.

Suatu ketika ada perlombaan antar kelinci di kotanya, Gwen enggan membawa Nais. Sebab di telinga kanannya, terdapat luka yang mengakibatkan telinganya menjadi sobek. Tentu saja, Gwen ingin menjaga perasaan Nais agar tidak minder dengan kelinci lainnya. Meski ia tahu, betapa Nais ingin turut serta dalam kegiatan yang penuh hiruk pikuk itu. Maka demi menghibur hatinya, diajaknya Nais ke Pasar Kota.

Orang-orang di kotanya begitu mencintai Nais. Terbukti sesampainya ia di sana ketika Gwen membeli sayuran segar, para pedagang dengan senang hati memberi Gwen lebih. Tentu saja untuk Nais. Oh, betapa beruntungnya ia! Begitu pun ketika ia bertandang ke rumah kawan-kawannya, semua menyapa Nais.

Gwen jadi berniat memberikan tambahan pelajaran singkat kepada kelincinya mengenai tata bahasa. Lantaran ia tak ingin, Nais hanya membisu ketika orang-orang menyapanya. Sehingga membuat orang-orang beranggapan bahwa Nais memiliki tabiat yang buruk. Terdengar sepele, namun belajar dari itulah Gwen tidak ingin menyepelekan perasaan makhluk lain. Bahkan meski itu seekor kelinci. Sebab Gwen tahu betul rasanya perasaan disepelekan.

Gwen pun menerka-nerka, bahasa yang akan ia ajarkan pada Nais. Apakah selama ini Nais membisu disebabkan ia yang belum paham bahasa yang Gwen gunakan? Bahkan asal usul Nais, belum ia ketahui. Satu-satunya petunjuk ia dapatkan dari motif bulunya bahwa ia termasuk dalam jenis Broken Rex yang pertama kali ditemukan oleh petani di Prancis.

Sebagai rasa terima kasihnya, Nais kerap menunjukkan buah-buahan yang sudah matang di pohon padanya, agar tidak dimakan burung. Nais pun tak sungkan-sungkan membantunya menggali tanah, untuk tanah hasil galiannya diambil Gwen untuk menanam. Bahkan Nais mengajaknya bertamu di rumahnya, di lubang kelinci. Yang tentu saja ukuran tubuh Gwen beberapa kali lipat dari ukurannya. Maka, dengan sabar Gwen memberi pemahaman bahwa dia tidak akan muat berada di sana.

Di akhir pekan pula, Gwen sering menceritakan tentang kisah-kisah parenting yang ia kemas dalam bentuk fabel. Walau ia tahu Nais lebih memilih jika diperdendangkan dengan lagu-lagu country. Mungkin itu mengingatkannya akan leluhurnya.

Gwen secara tidak langsung banyak mendapatkan pelajaran dari bagaimana cara Nais bersikap. Seperti ketika seseorang menceritakan keluh kesahnya, sudah sepatutnya diam mendengarkan ketika tidak diminta untuk memberi masukan. Seperti halnya, ketika Mike menceritakan masalah yang dihadapinya, Gwen tidak ingin menepisnya dengan kata-kata yang postif hingga memberi kesan menyepelekan. Yang jatuhnya akan tidak empati. Atau membuat cerita tandingan versinya dari Mike. Sebab ia selalu memposisikan dirinya sebagai yang mengalami.

Orang-orang yang bercerita, Gwen yakin hanya butuh didengarkan.

Baginya, Nais bukan sekadar hewan peliharaan. Gwen sudah menganggap Nais layaknya kawan sendiri.

Bagaimana denganmu? Apakah kau memiliki kawan seperti Nais?

--

--

Little Woman

I like it when it rains and I can hear the raindrops // Another story medium.com/@nabilazzahra